Discovered Kuta, Bali : part 1 Antara Surga dan Neraka Dunia
Setelah seminggu lebih saya berlibur bersama teman – teman
di Kuta, dan menginap di salah satu penginapan di Poppies Lane 2. Cukup bagi
saya untuk membuka mata saya terhadap kehidupan siang dan kehidupan malam
tentunya di daerah Kuta lebih tepatnya di jalan Legian.
Di saat pagi sampai siang hari di jalan Legian lebih
terlihat tenang dan damai, hanya terlihat warga sekitar yang sedang membuka
tokonya sambil bersembahyang dan menaruh sesajian didepan toko mereka dan
beberapa turis asing maupun lokal jalan – jalan pagi atau jogging. Tak heran di
sana sepi ketika pagi karena pantai Kuta merupakan Pantai bagian barat pulau
Bali, berarti di pantai Kuta kebagian jatah Sunset saja sehingga banyak turis yang
memfokuskan kegiatannya pada sore hari.
Pada siang beranjak sore hari, kepadatan di jalan Legian
maupun di jalan Pantai Kuta semakin bertambah dengan banyaknya orang – orang
keluar ke jalan untuk memanjakan mata dengan barang – barang dagangan khas bali
dan juga untuk menuju tempat makan karena bertepatan dengan jam makan siang.
Ketika sore hari menjelang, semakin banyak orang – orang
bertebaran di jalan. Baik itu warga sekitar maupun para turis yang ingin menuju
ke pantai Kuta untuk melihat jatuhnya matahari di Pantai Kuta. Apabila langit
sedang cerah dan tak berawan, pemandangan sunset di pantai Kuta Sangatlah menakjubkan.
Selain pemandangan alam yang indah, ditambah lagi para turis mancanegara yang
sedang berjemur atau sedang membuka pakaian surfing mereka sehingga banyak
sekali orang – orang yang memamerkan lekuk tubuh, pinggul dan payudara mereka
yang dibalut dengan bikini berwarna – warni.
Pantai jadi semacam gerai pakaian dalam |
Tapi ada yang aneh dengan saya dan juga teman – teman saya.
Kok kami tidak terangsang atau ereksi ketika melihat mereka yang hanya memakai
BH dan CD. Pemandangan sekseh yang saya lihat disini seakan menjadi biasa-biasa
saja. Dan saya pun langsung menanyakan hal ini kepada teman – teman saya.
mereka pun juga merasakan hal yang sama seperti saya, semuanya terasa biasa dan
hambar, Tidak ada desiran birahi maupun napsu yang hinggap di kepala ‘anu’
kami.
Sebaliknya ketika kami melihat turis lokal (orang
indonesia), mata kami sangat sulit untuk beranjak dari pandangan itu walau pun
turis lokal itu tidak berpakaian minim seperti turis mancanegara. Seketika saya
menganalisis fenomena ini. Ooohh ternyata kami sedang dilanda kerinduan kepada
pacar kami masing – masing hahaha. Dan juga kami merasa bosan karena saking
banyak dan seringnya kami melihat cewe berambut pirang di Bali ini sehingga
ketika melihat bule kami menjadi biasa dan hambar.
Selera Lokal emang tiada tandingannya yummmiiie |
Malam menjelang, saatnya mengucapkan selamat datang kepada
dentuman suara – suara nyaring yang berasal dari pub, club atau bar yang ada di
jalan Legian. Semua tempat itu seakan berlomba untuk menarik para pengunjung.
Mulai dari Musik, Banner dan para Ladies Indonesia yang aduhai dan berpakaian
sekseh berdiri didepan tempat itu mengajak pengunjung masuk.
Orang – orang pun kini ramai memenuhi trotoar, begitu juga
dengan jalan rayanya yang telah dijejali oleh mobil taksi dan juga sepeda motor
sehingga membuat daerah itu menjadi padat dan berisik karena mobil dan motor
itu sangat senang memainkan klakson kendaraannya. Jadi jangan heran kalau di
sana kalian akan sering kena klakson. Saya saja sering terpancing emosi ketika berjalan
di gang kecil dan sempit karena ulah mereka.
Sama saja kelakuan orang Indonesia maupun para Bugong (Bule
Gonggong alias Bule Bodoh) yang mengendarai kendaraannya dengan kencang di
dalam gang yang kecil dan jempol mereka dengan lincahnya memencet tombol
klakson berulang kali untuk mengusir para pejalan kali didepan mereka. Sering
sekali saya menyumpah (mengucapkan kata –kata kotor) kepada mereka, baik itu
ASU, ANJING, BABI, BANGSAT dan juga FUCK kepada mereka.
Kencang kencaaang !!!! |
Wajar kami bereaksi seperti itu karena ditempat kami
(Banjarmasin), kalau ada orang yang membawa kendaraan sekencang itu dan bermain
– main klakson pasti akan dihajar warga. Oleh karena itu ketika kendaraan
memasuki jalan kecil apalagi gang, para pengendara pasti dengan santun dan
sopan mengendarai kendaraannya. tapi tidak kalau daerah Kuta ini, mereka tidak
ada sopan santunnya sama sekali (khususnya para Bugong).
Kembali kepada fokus pembicaraan kehidupan malam di jalan
Legian. Ketika malam semakin larut, semakin ramai daerah itu dengan bunyi
dentuman musik, teriakan dan tawa para turis mancanegara yang sedang mabuk
Mushroom atau bunyi klakson dari mobil maupun motor. Saya saja sempat terpana
dan bingung. Mengapa Bali yang hakikatnya bagian dari NKRI yang merupakan
negara timur yang menjunjung norma kesopanan dan juga adat istiadat warga bali
yang begitu ramah dan santun menjadi berubah karena gemerlap kehidupan malam
ala barat. Terbesit tanya dipikiran saya, yang saya injak ini tanah INDONESIA
atau AMERIKA ??? karena saking banyaknya maksiat didaerah ini.
Seraaaaammmmm !!!! |
Mulai dari berjejernya tempat hiburan malam yang diisi
dengan berbagai minuman keras, juga para penari stripties yang berpakaian
minim, menjamurnya penjual jamur (magic mushroom) ketika tengah malam dan juga para
WP (Wanita Panggilan) sedang mangkal di pinggir – pinggir jalan. Ditambah lagi
dengan kelakuan para Bugong yang sedang mabuk Mushroom, mereka seakan menjadi
‘semau gue’. Mulai dari kencing sembarangan, mencuri helm warga, teriak –
teriak, berciuman dan ada juga yang duduk tertunduk tak bisa berdiri karena
saking kencangnya efek magic mushroom.
Salah satu teman saya berkata bahwa akhirnya dia memahami, rela
dan ikhlas bahkan meng iya kan para teroris yang melakukan bom bali yang
terjadi di jalan Legian, karena saking banyak dan beratnya maksiat yang terjadi
didaerah ini.
Atlas aja sampe ngeluh tuuuh |
At last, Kesimpulan dari postingan ini bahwa liburan di daerah
Legian ini sangatlah tidak cocok bagi mereka yang :
1.memiliki iman kuat, karena tidak bisa menikmati liburannya
didaerah ini karena saking banyaknya maksiat di daerah ini.
2.Sedang berlibur bersama keluarga. Suatu kebodohan bagi
orang tuanya karena mendekatkan anaknya pada gemerlap hiburan malam dan
kehidupan ala barat.
3.Sedang berlibur bersama pasangan. Kasian iman dan
mata para lelaki nya karena begitu banyak ladies di jalan dan tempat hiburan
malam yang berpakaian sekseh maupun ketika di pantai sehingga bisa menimbulkan
percikan pertengkaran pasangan kalau mata sang lelaki tidak dijaga dengan baik sumber gambar :
http://grosirpakaiandalamwanitaaa.files.wordpress.com/2013/01/grosir-pakaian-dalam-murah2.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikibooks/id/thumb/4/45/Heracles_and_Atlas.jpg/300px-Heracles_and_Atlas.jpg
No comments:
Post a Comment